Malam mulai larut ketika sepasang suami istri tengah menikmati acara hiburan di televisi. Sang istri yang tengah hamil tua mengeluh perutnya sakit, mulas katanya. Sang suami mulai memijit dan mengelus istrinya, mencoba membantu mengurangi rasa sakit sang istri. Namun, karena keluhan sakit tetap saja keluar dari mulut sang istri, sang suami akhirnya membawa istri tersayang nya ke klinik kandungan langganan mereka. Dengan berboncengan naik vespa, mereka menerobos gelapnya malam kota KUDUS, tangan sang istri tidak pernah lepas memeluk suaminya. Sesampainya di klinik, bidan menyatakan bahwa sang istri telah mengalami bukaan 3 dan harus opname malam ini juga. Mendengar hal itu, perasaan sang suami menjadi campur aduk, bingung, cemas, bahagia bercampur menjadi satu. Malam itupun mereka lewatkan dengan banyak berdoa.
9 Desember 1984
Keesokan paginya, setelah melalui perjuangan yang berat, sang ibu akhirnya melahirkan bayi perempuan mungil, anak pertama mereka. Betapa senangnya perasaan pasangan suami istri tersebut, tak henti2nya mereka pandangi buah cinta mereka, menggendongnya, merasakan kehadiran anggota keluarga baru yang telah lama mereka nantikan, yang membuat keluarga kecil mereka menjadi terasa lengkap.
1 minggu kemudian, syukuran aqiqah mereka adakan, dan bayi mungil itu pun sekarang telah memiliki nama, NALINI NUR. Nama yang singkat namun penuh arti dan doa dari kedua orang tuanya.
1987
Nalini kecil tumbuh menjadi anak yang sehat dan lincah. Walaupun umurnya belum mencukupi, Sang ibu memasukkannya ke TK Busthanul Athfal II, mengingat Nalini senang sekali apabila diajak bermain guru dan murid. Nalini girang bukan main, ia merasakan memiliki banyak teman di TK tersebut. Ia senang sekali bermain ayunan, hampir tiap pulang sekolah ia memainkannnya. Belum lagi ketika ada pementasan atau lomba antar TK, Nalini selalu tampil membacakan deklamasi buatan ibunya yang selalu bertemakan guru. Ia juga pernah memenangkan Juara I Gigi Sehat se-Kabupaten Kudus, dimana saat itu pengumuman juaranya diumumkan melalui radio lokal. Namun lucunya, bukan nama Nalini Nur yang diumumkan menjadi nama juaranya, melainkan nama ayahnya, TRIAS HANDAYANI. Rupanya si penyiar terbalik menyebutkan antara nama juara dan orang tua juara. Pada tahun ini juga, Nalini telah menjadi kakak. ia memiliki 1 adik laki-laki yang diberi nama NOLANG FANANI.
Dikarenakan sang ayah pindah tugas ke kota SOLO, keluarga kecil ini pun ikut pindah ke Solo. Ada satu hal yang membuat Nalini kecil lebih menyukai Solo dibanding Kudus, yakni Bis Tingkat, bis yang memiliki dua lantai dengan satu sopir dibawah, bis yang tidak ia temukan di kota sebelumnya. Seringkali, setiap hari Minggu, Nalini dan keluarganya sengaja keliling kota Solo dengan bis tingkat dan selalu duduk di bagian depan di lantai atas bis. Nalini kecil dan adiknya bisa dengan leluasa menikmati pemandangan di sepanjang rute bis sambil menikmati sebungkus kacang.
Di kota Solo inilah Nalini menempuh bangku pendidikannya, dari SD hingga SMU:
SD Negeri Kleco II Surakarta
SMP N 1 Surakarta
SMU N 1 Surakarta
1999
Lulus dari SMU, Nalini berniat kuliah di fakultas Kedokteran Umum Universitas Gajah Mada. Ia bercita-cita menjadi psikiater dan untuk itu ia berusaha keras agar dapat diterima di fakultas Kedokteran Umum. Namun sayang, keinginannya belum dapat teraih, Nalini gagal mendapatkan kursi di fakultas Kedokteran Umum UGM. Dan ia memilih untuk melanjutkan kuliah di STAN, tempat kuliah yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
2007
Setelah lulus dari STAN tahun 2005 dan menunggu hampir 1 tahun, Nalini mulai menyandang status sebagai PNS yang berkantor di KPP Jakarta Kebayoran Lama. Dan menjelang akhir tahun 2007, tepatnya 15 Oktober 2007, Nalini menikah dengan MUHAMMAD LUQMAN HAKIM, teman kuliahnya dulu.Akhirnya menikah juga, alhamdulillah, hope happily everlasting, amin....
2008
Akhir 2007, Nalini kembali ke kampus STAN. It's time for her to study again....
Dan setelah 1 tahun pernikahan, akhir tahun 2008 insya Allah keluarga kecil ini akan segera dikaruniai momongan kecil, alhamdulillah..
Dan sekarang, kita tunggu cerita selanjutnya dari Nalini, penggalan cerita yang melengkapi cerita pada keseluruhan.
9 Desember 1984
Keesokan paginya, setelah melalui perjuangan yang berat, sang ibu akhirnya melahirkan bayi perempuan mungil, anak pertama mereka. Betapa senangnya perasaan pasangan suami istri tersebut, tak henti2nya mereka pandangi buah cinta mereka, menggendongnya, merasakan kehadiran anggota keluarga baru yang telah lama mereka nantikan, yang membuat keluarga kecil mereka menjadi terasa lengkap.
1 minggu kemudian, syukuran aqiqah mereka adakan, dan bayi mungil itu pun sekarang telah memiliki nama, NALINI NUR. Nama yang singkat namun penuh arti dan doa dari kedua orang tuanya.
1987
Nalini kecil tumbuh menjadi anak yang sehat dan lincah. Walaupun umurnya belum mencukupi, Sang ibu memasukkannya ke TK Busthanul Athfal II, mengingat Nalini senang sekali apabila diajak bermain guru dan murid. Nalini girang bukan main, ia merasakan memiliki banyak teman di TK tersebut. Ia senang sekali bermain ayunan, hampir tiap pulang sekolah ia memainkannnya. Belum lagi ketika ada pementasan atau lomba antar TK, Nalini selalu tampil membacakan deklamasi buatan ibunya yang selalu bertemakan guru. Ia juga pernah memenangkan Juara I Gigi Sehat se-Kabupaten Kudus, dimana saat itu pengumuman juaranya diumumkan melalui radio lokal. Namun lucunya, bukan nama Nalini Nur yang diumumkan menjadi nama juaranya, melainkan nama ayahnya, TRIAS HANDAYANI. Rupanya si penyiar terbalik menyebutkan antara nama juara dan orang tua juara. Pada tahun ini juga, Nalini telah menjadi kakak. ia memiliki 1 adik laki-laki yang diberi nama NOLANG FANANI.
foto jadul at Kudus
1992Dikarenakan sang ayah pindah tugas ke kota SOLO, keluarga kecil ini pun ikut pindah ke Solo. Ada satu hal yang membuat Nalini kecil lebih menyukai Solo dibanding Kudus, yakni Bis Tingkat, bis yang memiliki dua lantai dengan satu sopir dibawah, bis yang tidak ia temukan di kota sebelumnya. Seringkali, setiap hari Minggu, Nalini dan keluarganya sengaja keliling kota Solo dengan bis tingkat dan selalu duduk di bagian depan di lantai atas bis. Nalini kecil dan adiknya bisa dengan leluasa menikmati pemandangan di sepanjang rute bis sambil menikmati sebungkus kacang.
Di kota Solo inilah Nalini menempuh bangku pendidikannya, dari SD hingga SMU:
SD Negeri Kleco II Surakarta
SMP N 1 Surakarta
SMU N 1 Surakarta
1999
Lulus dari SMU, Nalini berniat kuliah di fakultas Kedokteran Umum Universitas Gajah Mada. Ia bercita-cita menjadi psikiater dan untuk itu ia berusaha keras agar dapat diterima di fakultas Kedokteran Umum. Namun sayang, keinginannya belum dapat teraih, Nalini gagal mendapatkan kursi di fakultas Kedokteran Umum UGM. Dan ia memilih untuk melanjutkan kuliah di STAN, tempat kuliah yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
2007
Setelah lulus dari STAN tahun 2005 dan menunggu hampir 1 tahun, Nalini mulai menyandang status sebagai PNS yang berkantor di KPP Jakarta Kebayoran Lama. Dan menjelang akhir tahun 2007, tepatnya 15 Oktober 2007, Nalini menikah dengan MUHAMMAD LUQMAN HAKIM, teman kuliahnya dulu.Akhirnya menikah juga, alhamdulillah, hope happily everlasting, amin....
2008
Akhir 2007, Nalini kembali ke kampus STAN. It's time for her to study again....
Dan setelah 1 tahun pernikahan, akhir tahun 2008 insya Allah keluarga kecil ini akan segera dikaruniai momongan kecil, alhamdulillah..
Dan sekarang, kita tunggu cerita selanjutnya dari Nalini, penggalan cerita yang melengkapi cerita pada keseluruhan.
4 komentar:
Well written sis ;)
Keep posting yupz..!!
luvly bro,
-nol'z-
oe.....nice story...tobe continued,,,,,,
oe;;; nice story.........ditunggu lanjutannya...........
kok akyu belom diceritain siyy... :(
Posting Komentar